Jumat, 01 Agustus 2008

Golek Gerabah : jalan-jalan ke Bayat




Klaten adalah salah satu daerah penghasil kerajinan yang cukup besar. Berbagai barang-barang kerajinan tangan (handicraf) seperti Lukis Payung, Lukis Kaca, Gerabah, kerjainan bambu, meubel dan masih banyak lagi komoditi kejainan yang dihasilkan oleh masyarakat Klaten. Salah satunya adalah di desa Bayat. Di daerah ini terkenal sebagai penghasil keramik. Berbagai macam barang kermaik tersedia, mulai dari celengan (tempat menyimpan uang), kendi (tempat air minum), meja kursi taman, guci, sampai berbagai bentuk benda keramik jiplakan dari Cina.
Daerah Bayat Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dan Kasongan Jogyakarta memang agak mirip, hal itu dikarenakan terjadi pertukaran benda-benda keramik dari Kasongan, Bantul, Yogyakarta, dengan produk keramik dari daerah Bayat, Klaten. Ada kerja sama antara perajin Bayat dengan Kasongan. Banyak penjual di daerah ini menjual keramik dari Bayat juga menjual produk keramik dari Kasongan yang meniru-niru produk keramik Cina.
Ada perbedaan antara produk keramik Kasongan dan Bayat. Kalau produk keramik Kasongan mirip-mirip Cina seperti guci dan meja kursi, produk Bayat lebih ke etnik yang pembuatannya lebih rumit, khususnya dalam ornamen relief yang lebih bernuansa Jawa, tanpa nuansa warna-warna cerah. Namun, harga keramik dari Bayat lebih tinggi dibandingkan dari Kasongan. Dan kita tidak boleh saling meniru meskipun masing-masing perajin bisa membuatnya.
Para pedagang keramik di sini mengaku sering mendapat pesanan dari warga asing yang datang langsung ke rumahnya, mulai dari lampu taman, variasi kendi, mangkok, piring, dan lainnya. Pesanan setiap produk keramik berkisar sampai dengan ribuan buah keramik.



Pengaruh krisis dan ditimpa peristiwa pemboman di Bali, para pedagang keramik disini merasakan tak pernah lagi mendapat order dari turis asing. Tetapi pesanan dari kota-kota lain seperti Yogyakarta, Semarang, dan lainnya tetap ada walaupun sedikit. Mereka mengaku sering mendapat order dari restoran atau kafe membuat piring dan mangkok antik. Sepertinya merebaknya budaya cafe dan minum kopi berpengaruh juga terhadap orderan mug, mangkuk dan piring di daerah ini.
Gerabah di Bayat juga telah di ekspor ke luar negeri. Setiap dua bulan atau sebulan sekali selalu ada pengusaha yang mengirim satu kontiner berbagai jenis produk gerabah dan keramikpaling banyak adalah untuk pasar eropa.
Meskipun perkembangan gerabah Bayat sudah memasuki dunia keramik bahkan mampu menciptakan produk yang inovatif, bukan berarti tidak ada lagi perajin gerabah tradisional. Masih banyak perajin yang setia memproduksi berbagai jenis gerabah tradisional seperti kendi, celengan, serta mainan anakanak, mulai dari wajan, cangkir dan lainnya. Dengan peralatan sederhana setia memproduksi kendi dan celengan. Celengan dihargai Rp 300 per biji dan kendi Rp 500-Rp 1.000 per biji. Mereka dapat memproduksi 1.000 kendi dan 1.000 celengan setiap bulan.

3 komentar:

  1. Salam,

    Apakah kendi klaten ini dikirim juga ke daerah lain di Indonseia?
    Bila iya, dimanakah titik distribusinya di Bandung, Jawa Barat bisa saya dapatkan?

    terima kasih ..

    BalasHapus
  2. silahkan hubungi posyanek pandanaran bayat selaku marketing kami 081567844494

    BalasHapus