Kamis, 16 Oktober 2008

Di Persimpangan Itu....

aku seperti berhenti di persimpangan jalan
tak tahu harus kemana
kakiku kan kulangkahkan
semuanya gelap

meski ku coba tuk meraba
melihat dengan mata jauh
ke mana arah yg tepat
hanya kutemukan peluh

ingin sekali aku segera berteduh
hari ini panas sungguh terasa
kaki ini seperti terbakar
panas oleh jalan yang melepuh

ya... sangat ingin aku berteduh
agar aku dapat kembali
menata semrawutnya hidup
dari segala yang merintangi

tiba-tiba angin berhembus kencang. Sangat kencang sekali sehingga langit yang mulanya sangat cerah, sekarang menjadi sangat gelap. Awan hitam bergulung-gulung menutup seluruh langit. Matahari seperti hilang. Tak lagi angkuh dengan sinarnyayang panas seperti sebelumnya. Semua binatang seperti menghilang, mungkin mereka takut akan cuaca yang berubah dengan tiba-tiba dan sangat menakutkan itu. Petir mulai meyambar-nyambar. Menjilat permukaan bumi. Seketika menghanguskan apa saja yang dijilatnya. Sungguh tak ada yang kuasa untuk melawannya. Hujang kemudian turun dengan sangat deras, deras sekali. Airnya seperti meotok seluruh kepalaku. Aku hanya terdiam saja sedari tadi di persimpangan itu. Kakiku kaku, tak mampu sepertinya aku melangayunkan kakiku tuk beranjak dari situ. Aku hanya mampu melihat semua bencana di depanku.....
Namun tiba-tiba dari langit turun cahaya sangat terang, menyibak mendung dan gumpalan awan. Cahaya itu begitu kuatnya sehingga mataku harus kukerlipkan bahkan sesekali kupejamkan. Tak sanggup aku melihatnya. Bersamaan dengan itu, bumi terasa bergoyang sangat kencang, ya, gempa bumi...gempa dengan kekuatan yang luar biasa....
Aku sangat ketakutan. Tubuhku seperti berguling-guling karena goncangan itu. Hampir-hampir aku tak kuasa mengendalikan tubuh ini. Berguling, berguling, dan terus berguling. Aku benar-benar tak kuasa......Aku berteriak sangat keras...kupikir karena mungkin ajalku akan segera tiba....Allahu Akbar...Allahu Akbar...Allahu Akbar......
Ditengah teriakanku yang sangat keras itu aku sepertinya mendengarkan suara seperti memanggil-manggilku.
"Mbor....mbor..mbor...istighfar mbor!!!" Suara itu kemudian di susul dengan suara yang lain. "Mbor...bangun he...kamu sudah tertidur sekian lama...."
"hayo bangun....!!"
"Pak min sudah mau tutup nih warunge...!"
Rupanya aku tertidur di warung Pak Min pada malam hari itu. Suara klakson mobil-mobil yang sedang lewat, sinar senter yang ditujukan di mataku dan guyuran air minum tak membuatku segera bangun. Hehehe....ini sungguh memalukanku.

...............