Kamis, 21 Agustus 2008

Teater Tokek : Bunga Rumah Makan




Sandiwara “Bunga Rumah Makan” karya Utuy Tatang Sontani ini, berkisah tentang seorang pelayan sebuah rumah makan Sambara bernama Ani. Sosok Ani yang cantik, supel dan terkadang keras, memang menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung rumah makan itu.
Kendati hanya satu babak, Utuy juga memasukkan berbagai macam tokoh dalam dramanya yang lalu-lalang dalam tiap adegannya. Hingga akhirnya ada aroma cinta segitiga yang menjadi sentral klimak sandiwara itu.
Ya dipenghujung kisah, cinta Karnaen yang menjabat manajer rumah makan terhadap Ani tiba-tiba harus kandas. Karena Ani ternyata justru mencintai seorang Kapten tentara bernama Suherman. Namun ternyata tidak hanya berhenti begitu saja. Sikap Suherman yang begitu arogan di penghujung cerita, justru membuat Ani akhirnya harus berpaling kendati pahit dirasakannya.
Perempuan yatim piatu itu, ternyata justru siap hidup semati bersama Iskandar. Seorang gelandangan yang tak punya pekerjaan. Namun justru mempunyai kejujuran dan kebenaran dalam setiap tindakannya.
Ya, Ani memang telah memilih. Perempuan pelayan sekaligus “Bunga rumah makan” itu akhirnya meninggalkan pekerjaannya, demi sebuah cinta dan kejujuran bersama Iskandar.

Teater Tokek


Bersdiri tahun 1998 pada tanggal 29 bulan Februari. Teater Tokek adalah sebuah metamorphose dari sejumlah nama teater yang pernah dipakai para anak muda yang selalu gelisah mementaskan naskah-naskah drama realis. Realisme memang sebuah pilihan kami. Maka dengan berbekal semangat dan ketekunan, kami hanya berharap untuk mempersembahkan sesuatu yang terbaik bagi penonton.



3 komentar:

  1. Mohon konfirmasi : Ini Teater Tokek dari Solo itukan? Yg penggerak awalnya mba Harbani, mas Huda, Didik Panji, Arsono, dll itu?

    BalasHapus
  2. Saya pernah maen bareng dalam lakon perempuan perempuan bersama teater tokek, di tahun 1999 . Membaca artikel ini membangunkan rasa rindu

    BalasHapus