Minggu, 25 Oktober 2009

Jalur Mengelilingi Waduk Cengklik




Cengklik, Boyolali – Pada mulanya kita  tidak menyangka kalau bakalan seperti ini. Rencana awalnaya hanya akan gowes ke waduk saja untuk santap Sego Abang Ngisor Ringin, tapi ide muncul dari Om Bagus untuk menjajal dan coba mencari jalur XC keliling Waduk Cengklik dan kita sepakat saja dengan ide mendadak itu.


Minggu, 25 Oktober 2009 pagi itu kita mencoba mengelilingi waduk dengan tidak ada survey terlebih dahulu, dan tidak ada satupun dari kita yang tahu jalan mengelilingi area wisata air ini. Suasana desa kental terasa di sekitar waduk ini. Melewati jalur aspal, tanah liat, aspal rusak dan melewati pematang sawah coba kita lalui. Beberapa kali kita harus balik arah karena ternyata jalur yang kita lewati berujung di rawa waduk yang tak mungkin dapat kita lewati.
Perjalanan kita kali ini belum sukses, karena jalur yang diambil ternyata harus tembus ke daerah Pasar Mangu yang menjauh dari waduk sehingga kita memutuskan untuk mencoba lain kali. Perjalanan diteruskan dengan mengelilingi Bandara Adi Sumarmo dan kembali ke rumah masing-masing.







 

Salam Gowess…!!!

Senin, 19 Oktober 2009

Gowess Minggu Pagi Ke Waduk Cengklik


Agenda kali ini adalah sepeda santai di minggu pagi. Udara segar masih terasa ketika kita berangkat gowess ke waduk Cengklik. Waduk yang terkenal sebagai ajang ngumpulnya penggemar pit-pitan (bersepeda) di Solo Raya ini. Berangkat berempat menyusuri daerah perkotaan dan pedesaan. Suasana yang masih lengang dan sedikit sekali polusi. Om Bagus berangkat dengan Om Didie sedangkan Aku dan Dodot gowess dari rumah masing-masing sekitar pukul 06.00 WIB.

Setelah menikmati perjalanan gowes yang cukup lumayan jauhnya, akhirnya sampailah kita di tempat yang dituju, Waduk Cengklik sekitar pukul 07.15 WIB. Suasana di Waduk Cengklik sangat ramai oleh para gowess-er Solo Raya. Langsung saja kita bersantap Nasi Merah dengan Sayur Pecel Ndeso yang memang inilah makanan khas di Waduk Cengklik ini. Anda harus mencobanya kapan-kapan kalo sempat mampir di Waduk Cengklik di Minggu pagi. Maklumlah selain gowess kita memang maniak wisata kuliner…biar imbang antara perut dan ngengkolnya…hehehe.

Kapan-kapan mesti nyari dan nyoba trek sekitar waduk nih, kayaknya sih ayik buat XC. Om Bagus sih sudah ngajakin tuk survei dulu. Kita tunggu deh nanti hasilnya…

Waduk Cengklik.
Obyek wisata ini terletak di Desa Ngargorejo dan Sobokerto, Kecamatan Ngemplak ± 20 km, kearah timur laut Kota Boyolali, Kalo dari Solo arah Barat sekitar 15-20 km dari pusat kota. Bila dari Bandara Adi Sumarmo ± 1,5 KM {di sebelah barat bandara tepatnya}. waduk dengan luas genangan 300 ha ini dibangun pada jaman Belanda, tujuannya untuk mengairi lahan sawah seluas 1.578 ha, bisa untuk latihan sky air.
Letaknya sangat strategis, berdekatan dengan Bandara Adi Sumarmo, Asrama Haji Donohudan, Monumen POPDA, dan Lapangan Golf. Fasilitas: Wisata Air (Water Resort), Pemancingan (Fishing Area), Rumah Makan Lesehan (Floating Restaurant).

Team Sego Abang
















 




Merakit Sepeda atau Beli Jadi ?



Pikiran tentang mempunyai sebuah sepeda gunung yang dapat dipakai cross country (XC) terus saja membuat makan saya jadi tak enak (tapi sempat makan 5 kali sehari hehehe..). Pertimbangan antara membeli jadi (full bike) atau merakit sendiri terus memenuhi pikiran.
Akhirnya setelah beberapa lama saya memikirkannya, sampailah pada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa menghantarkan saya ke took sepeda untuk membeli sepeda jadi daripada saya merangkai sepeda sendiri. Ada beberapa alasan yang membuat saya membeli full bike daripada merakait sendiri, yang menurut saya sih tentu akan lebih memuaskan dan asyik dalam memilih barang kalo hasilnya tepat.

1. Pengetahuan
Pengetahuan saya tentang sepeda baru seumur jagung, dan kesenangan saya bersepeda timbul baru saja setelah ternyata ada rekan kantor (om Bagus) yang ternyata doyan XC pake sepeda. So setelah tukar pikiran alias ngobrol-ngobrol panjang pendek, saya memutuskan untuk mempunyai sepeda MTB yang dapat dipakai XC. Sepeda saya yang sebelumnya hanya untuk on road saja dan biarlah sering di pakai oleh Babe (biar Babe sehat gitu). Pengetahuan merakit sepeda juga belum ada, orang part-partnya aja saya ga tahu namanya kok..hehehe. Jadi daripada nanti saya salah beli, salah bikin, atau salah pilih barang kan jadinya malah runyam. Lagian istri lebih mendukung kalo beli jadi saja (hehe….luv u mama).

2. Anggaran
Uang yang saya anggarkan untuk sepeda ini sangat banyak sekali yaitu 2,4 juta (itu jumlah yang sangat berarti sekali bagi kelangsungan hidup saya lho…). Menurut toko-toko sepeda dan onderdil sepeda juga menurut Om Bagus, anggaran segitu mah kurang banyak jika mau merakit sebuah sepeda MTB yang cukup layak. Juga setelah beberapa kali browsing di internetan hasilnya juga hamper sama, sangat minim anggaran 2,4 jt untuk merakit sebuah sepeda MTB, apalagi saya menginginkan double disc brake.

3. Model Sepeda
Model sepeda yang saya inginkan adalah model MTB untuk XC yeng mestinya fork suspensi yang lumayan, group set yang lumayan nyaman dan fork yang aluminium, serta rem yang sudah disc brake.

4. Waktu
Kata om Bagus kalo merakit sepeda jangan buru-buru supaya kita mendapatkan barang yang bagus dengan harga yang murah dan dana yang kita keluarkan tidak sekaligus keluar banyak. Namun saya tidak sabar untuk segera mempunyai sepeda MTB, maka saran itu tidak tepat rasanya bagi saya.

5. Nilai Positif
Nilai plus yang saya dapat ketika membeli sepeda jadi adalah, saya mendapatkan garansi frame, spare part dan service dari toko selama beberapa bulan kedepan. Sehingga saya tak perlu khawatir tentang kondisi sepeda saya. Kemudian, sepeda itu kan sebelumnya telah melalui uji kelayakan dan kepaduan terhadap semua part yang menempel, jadi tak perlu ragu tentang pemilihan barang apakah sesuai dengan part yang ada sebelumnya atau kaitan antara part yang satu dengan yang lainnya.

Inilah sepeda pilihan saya, yaitu sepeda Polygon Premier 3.0 ( sepeda kasta terendah di dunia XC katanya…hehehee…gak apa-apa deh pokoknya ini yang the best buat saya kali ini..)



Frame & Fork
Frame : ALUTECH BIAXIAL FRAME
Fork :SUNTOUR XCM

Part
Handlebar : POLYGON XSR
Stem : POLYGON TS
Headset : FSA TH-888
Saddle : SELLE ROYAL DOT
Seatpost : POLYGON

Drivetrain
Chainwheel : SUNTOUR XCT 48/38/28T
Chain : KMC Z50
Cassette Sprocket : SHIMANO TOURNEY
Shifting Lever : SHIMANO ALTUS ST-EF50
Brake Lever : SHIMANO ALTUS ST-EF50
Front Derailleur : SHIMANO TOURNEY
Rear Derailleur : SHIMANO ALTUS RD-M310
Front Brake : TEKTRO NOVELA - MECHANICAL DISC BRAKE
Rear Brake : TEKTRO NOVELA - MECHANICAL DISC BRAKE
Disc Brake Rotor : TEKTRO NOVELA - 160MM

Other part
Pedal : VP ALLOY PEDAL
Tyre : KENDA 26 x 1.95"
Rim : RIGIDA ALLOY RIM - DOUBLE WALL
Spoke : STAINLESS STEEL
Front Hub : FORMULA ALLOY 32H
Rear Hub : FORMULA ALLOY 32H
Size : 16" / 18"
Color : GREY-BLACK

Agar cengkeraman ban di tanah lebih kuat saya ganti Ban yang ada dengan Ban yang di pakai di Polygon Xtrada 4.0 dengan merek yang sama tapi ukuran yang lebih besar. Setelah mendapatkan discount dari toko dan tukar tambah ban, total biaya yang saya keluarkan adalah 2,4 jt dengan bonus kaos 1 biji…hehehee….Salam Gowess!!!! N Go Green Indonesia!!

Jumat, 16 Oktober 2009

GO WESSSSS.......

Inilah hobiku yang baru yaitu bersepeda ( aku suka menyebutnya "gowes", kayak om2 bilang dalam banyak artikel dan blog di internet tentang hobi satu ini) , belum lama sih, alias baru belajar ngengkol kaki..hehehee.
Baru dua bulan aku kecanduan gowes (semoga bisa lama), setelah melihat rekan sekantor yang sepedaan dan juga setelah waktu main ke jogja muter-muter ma temen pake sepeda MTB gitu. So, akhirnya kayak anak kecil yang kepingin sesuatu, siang brosing di internet dan malam mimpi2 terus, obyeknya cuma sepeda, sampe2 aku lupa kalo aku punya isteri yang cantik...hehehee...peace Ma!!!



Pada mulanya aku pengin beli sepeda tapi duitnya cuma dikit. Akhirnya sepeda butut si Bapak (federal lama) aku coba make over jadi sepeda MTB. Yah, lumayan ga jelek2 amat, lagian yang penting kan bukan sepedanya tetapi kuatnya kaki ngengkol pedal sepeda.
Beberapa kali aku pake bike to work ke kantor. Lumayan jauh lho...(sekitar 15-20 km), biasanya aku tempuh dalam 1 jam gowes. Lumayan jadi punya kesibukan olah raga tambahan kalo berangkat gawe.
Tapi kemudian karena bulan puasa kemarin aku ga kuat gowes akhirnya berhenti dulu gowesnya ke kantor, digantin diganti dengan gowes minggu pagi.
Sekian dulu deh mengenai hobi baruku ini dan karena sudah lama sekali aku ga nulis di blog ini, tangan jadi kaku kalo mo nulis2 lagi.
Oke deh mugkin setelah ini akan banyak cerita tentang hobi gowes aku yang baru.....Selamat Gowes buat yang punya hobi sama!!! Go Green Indonesia!!!!